ARTIKEL GANGGUAN BAHASA EKSPRESIF
Orang tua akan membutuhkan lebih banyak usaha untuk membesarkan anak dengan
gangguan bahasa. Gangguan yang dimiliki oleh anak mendorong orang tua untuk
memberikan kasih sayang dan perhatian lebih untuk memastikan kesejahteraan
anak-anak mereka terpenuhi dan memberikan perawatan yang mendukung untuk
pertumbuhan mereka.
Anak-anak dengan gangguan bahasa mungkin mengalami berbagai tingkat kesulitan
dalam menyatukan kalimat saat berbicara. Selain itu, anak-anak disarankan untuk
mengekspresikan suatu peristiwa dalam sebuah kalimat. Sementara itu, anak dengan
gangguan bahasa ekspresif sulit melakukan hal tersebut. Sehingga, membangun
kesadaran dan pemahaman tentang kondisi anak sangat penting untuk membantu
mereka mengembangkan kemampuan bahasa mereka.
Tahapan Umum dalam Perkembangan Bahasa Anak
Ada fase-fase yang biasanya dilalui anak-anak. Seorang anak normal akan menangis
sesaat setelah lahir, dan terus mengembangkan kemampuan bahasanya. Pada usia
6 minggu mereka mulai cooing dan mengoceh pada usia 6 bulan. Pada usia
1-1,5 tahun mulai keluar satu hingga dua kata. Ketika mereka mencapai usia dua tahun,
mereka akan mulai mengubah kata-kata, pertanyaan, dan membentuk kalimat negatif.
Kalimat kompleks umumnya muncul pada usia lima tahun dan ucapan yang matang
pada usia sepuluh tahun.
Anak-anak akan mulai menghasilkan kata pertama mereka pada usia 1-1,4 tahun dan
memperluas jumlah kosakata setiap harinya, mulai dari usia 18 bulan bahkan sampai
usia 18 tahun ke atas.
Definisi Gangguan Bahasa Ekspresif
Gangguan bahasa ekspresif adalah suatu kondisi psikologis individu yang mengakibatkan
terjadinya gangguan berbahasa dan berdampak pada ketidakmampuan untuk
menyampaikan pesan verbal atau tertulis.
Anak-anak dengan gangguan bahasa ekspresif pada usia 12 bulan belum mampu untuk
menunjukkan usaha untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerak tubuh (gesture)
dan vokalisasi nonkonvensional untuk menarik perhatian sebelum mengucapkan
kata-kata pertama.
Banyak peneliti setuju bahwa anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan
bahasa akan melakukan perilaku khas sejak usia dini. Oleh karena itu, pentingnya
melakukan intervensi dini untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Ciri-ciri Anak Gangguan Bahasa Ekspresif
Anak dengan gangguan bahasa ekspresif ditandai dengan kesulitan menyusun kata.
Oleh karena itu, mereka mengalami kesulitan untuk membentuk frasa dan kalimat
yang tepat.
Mereka biasanya menghasilkan frasa dan kalimat yang jauh lebih pendek daripada
anak-anak lain pada usia yang sama, dan kosakata mereka (jumlah kata yang mereka
ketahui dan gunakan) lebih sedikit dan lebih mendasar.
Jumlah kosakata rata-rata pada anak normal pada usia 18 bulan adalah lebih dari 100
kata, usia 24 bulan jumlah kosakata rata-rata lebih dari 300 kata.
Terlambat Berbicara adalah Tanda Awal Gangguan Bahasa Ekspresif
Orang tua harus waspada jika anak tidak mengalami tahap-tahap tertentu dalam
perkembangan anak. Misalnya anak mampu mengoceh saat usia 5-6 bulan, mampu
menghasilkan kata pertama pada usia 1-1,4 tahun, dan mampu menambah jumlah
kosakata setiap harinya mulai usia 18 bulan. Fase ini tidak selalu dapat dilewati anak
dengan gangguan bahasa ekspresif yang cenderung berbicara lebih lambat daripada
anak-anak lainnya. Ada beberapa anak yang mampu mengoceh di awal kehidupannya,
tetapi kemudian kehilangan kemampuan untuk mengikuti tahap selanjutnya yaitu
produksi kata.
Jika pada usia 2 tahun kosakata yang dimiliki kurang dari 50 menjadi salah satu indikator
anak mengalami gangguan bahasa.
Pemahaman terhadap tahapan perkembangan bahasa sebaiknya dipahami oleh orang tua
yang memiliki anak usia dini, sehingga bila dirasakan ada keterlambatan dari aspek
perkembangan bahasa, orang tua akan segera konsultasi ke ahlinya, dalam hal ini dokter
anak, dan segera dilakukan intervensi lebih dini. Sudah banyak alat deteksi tahapan
perkembangan normal anak dalam bentuk kuesioner yang mudah didapatkan dari internet.
Kesulitan Penyerta Anak dengan Gangguan Bahasa Ekspresif
Anak-anak dengan keterlambatan bahasa terus-menerus terus menunjukkan kesulitan
bahasa selama sekolah dasar. Selanjutnya, mereka mengalami kesulitan akademik, dalam
berhitung, dan kesulitan psikososial. Keterampilan bahasa merupakan pusat
perkembangan anak-anak dalam menghadapi kesiapan sekolah dan pembelajaran penting
untuk prestasisekolah.
Anak yang memiliki kesulitan dalam bahasa ekspresif akan berhubungan dengan
penyesuaian sosial-emosional yang buruk. Hal ini akan mengakibatkan ketidakmampuan
untuk terlibat dengan anak-anak lain atau orang-orang di sekitar. Selain itu, anak-anak dengan
gangguan bahasa juga berisiko mengalami masalah dalam adaptasi sosial dan pembelajaran
di sekolah, karena pemahaman, produksi, dan penggunaan bahasa sangat penting untuk sosial
dan akademik. Oleh karena itu, penting untuk waspada dan mengetahui sejak dini berkaitan
dengan gangguan bahasa ekspresif, karena pengaruhnya terhadap gangguan sosial-emosi
serta kesulitan belajar dikemudian hari. (Sukma Dewi R)
Rosmala, D., Hidayati, A.N., & Abdullah, F. (2021). Early language development of a child with
Expressive Language Disorder: A Parents’ Narration. Journal of English for Academic, 8(1),
86-96. https://doi.org/10.25299/jshmic.2021.vol8(1).6305
Matte-Landry, Alexandra., et al. (2020). Children with persistent versus transient early language
delay: Language, academic, and psychosocial outcomes in elementary school. Journal
of Speech, Language, and Hearing Research. https://doi.org/10.1044/2020_JSLHR-20-00230
Kembali
Komentar/ Tanggapan Artikel
404 Not Found
belum ada tanggapan/ komentar