Menurut DSM V (American Psychiatric Association, 2013), Autisme Spektrum Disorder ditandai dengan kekurangan dalam komunikasi sosial dan interaksi sosial di beberapa konteks. Selain itu, individu dengan ASD memiliki keterbatasan dan pola perilaku berulang serta minat dan aktivitas yang terbatas. Hal itu terjadi pada periode awal perkembangan dan berpengaruh pada kehidupan sosial, pekerjaan serta domain fungsi lainnya. ASD juga ditandai dengan ketidakmampuan intelektual atau keterlambatan perkembangan yang menyeluruh.
Ini dia beberapa jenis terapi perilaku untuk anak autis : 1. Terapi perilaku kognitif Biasa dikenal dengan sebutan CBT (Cognitive Behavioral Therapy) yang merupakan salah satu jenis terapi perilaku yang digunakan untuk anak dengan autisme. Jenis terapi ini lebih mengutamakan cara berbicara anak agar mereka dapat mengelola masalah dengan mengubah pola pikir dan perilaku mereka. Tujuan dari terapi ini untuk membantu orang lain agar dapat lebih memperhatikan dan paham bagaimana pikiran, perilaku, dan emosi ternyata saling memengaruhi. 2. Discrete trial training (DTT) Selain CBT, DTT merupakan metode yang memecah keterampilan anak menjadi beberapa jenis. Secara garis besar, para terapis akan mengajarkan suatu keterampilan yang paling dasar. Biasanya, dalam metode ini digunakan barang-barang yang dekat dengan kehidupannya untuk jadi perantara sebagai bahan ajar. Misalnya, ketika ingin mengajarkan warna merah, terapis akan meminta anak menunjuk ke benda yang berwarna merah di dekatnya. Jika berhasil, terapis akan menghargai perilaku mereka dengan memberikan pujian atau hadiah, seperti permen atau mainan. Terapi perilaku untuk anak autis yang satu ini perlu dilakukan berkali-kali hingga mereka bisa menguasai keterampilan tersebut. Dengan menggunakan hadiah sebagai penghargaan, anak akan merasa lebih dihargai dan membuatnya terus teringat tentang apa yang sudah dipelajari. 3. Early Intensive Behavioral Intervention (EIBI) Terapi perilaku untuk anak autis yang satu ini lebih sering digunakan untuk anak yang berusia di bawah lima tahun. EIBI merupakan metode yang sangat terstruktur dan ada beberapa komponen dasar yang mewakili terapi ini, seperti partisipasi orangtua dan anggota keluarga lainnya. Menurut sebuah penelitian dari Journal of Psychiatry, EIBI cukup efektif untuk anak penyandang autisme. 4. Pivotal Response Treatment (PRT) PRT merupakan terapi perilaku untuk anak autis yang mengajarkan mereka belajar berdasarkan tujuan dari perilaku yang telah mereka lakukan. Pada saat perilaku tersebut berubah hal ini tentu akan memengaruhi kemampuan lainnya. Misalnya, mengajarkan anak bermain monopoli tidak sekadar untuk bersenang-senang saja. Dari monopoli anak dapat memahami bagaimana berinteraksi dengan orang lain, berhitung, dan cara keluar dari sebuah masalah. Dengan bermain monopoli atau permainan lainnya, anak bisa mulai menguasai kemampuan dasar untuk dipakai dalam kehidupan nyata. 5. Verbal Behavior Intervention (VBI) Dari namanya saja sudah verbal, berarti terapi perilaku untuk anak autis ini lebih mengutamakan komunikasi dan bahasa. Metode ini dilakukan dengan mengajak anak belajar bahasa melalui kata-kata yang sesuai dengan apa yang ingin mereka sampaikan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya terapi perilaku anak autis lebih sering dengan metode terapi Applied Behavior Analysis (ABA), dimana metode ini memanfaatkan penghargaan yang bertujuan agar anak mendapatkan keterampilan baru. Metode ini perlu dilakukan bersama orangtua dan pengasuh dari waktu ke waktu agar mereka mengetahui bagaimana prosesnya dengan harapan anak dapat melatih kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, hingga merawat diri. Bahkan, seperti yang dilansir dari laman Autism Speaks, terapi ABA sudah membantu anak yang menyandang autisme sejak 1960-an. Jessica Kingley (2006) mengemukakan ABA yang diperkenalkan oleh Lovaas (2003) adalah ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip yang diperoleh secara eksperimental perilaku sosial untuk meningkatkan perilaku yang signifikan. ABA mengambil apa yang kita ketahui tentang perilaku dan menggunakannya untuk membawa perubahan positif (Applied). Perilaku yang didefinisikan dalam istilah yang dapat diamati dan terukur untuk menilai perubahan dari waktu ke waktu (Behavior). Perilaku dianalisis dalam lingkungan untuk menentukan faktor apa yang mempengaruhi perilaku (analysis), sehingga memudahkan pemantauan dan perkembangannya. Fokus penanganannya terletak pada pemberian penguatan yang positif setiap kali anak merespon dengan benar dan sesuai dengan instruksi yang diberikan. Pada penerapan metode ini anak juga diajarkan menjadi disiplin karena kurikulumnya dimodifikasi dari aktivitas sehari hari dan dilaksanakan secara konsisten. (Adah Nursa'adah,S.KM)
Referensi : American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425596 Bonnice, S. (2009). Anak yang Tersembunyi Pemuda Autis. Sleman: KTSP. Kingley, J. (2006). Applied Behavior Analysis. Jakarta: Gramedia. Lovaas, O. (2003). Teaching Individuals with Developmental Delays : Basic Intervention Techniques. Texas: Pro-Ed. Azmi, N. (2021, September 10). 5 Jenis Terapi Perilaku untuk Anak dengan Autisme. Retrieved June 20, 2022, from Hello Sehat: https://hellosehat.com/parenting/kesehatan- anak/gangguan-perkembangan/terapi-perilaku-anak-autis/
Kembali
Komentar/ Tanggapan Artikel