Artikel Klinik Anak Mitra

MITOS DAN FAKTA SEPUTAR ADHD

MITOS DAN FAKTA SEPUTAR ADHD, BERIKUT PENJELASANNYA.

        Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan perkembangan
saraf yang paling umum pada masa anak-anak ditandai dengan perilaku impulsif,
hiperaktif, kesulitan dalam berkonsentrasi atau memusatkan perhatian dan kesulitan
dalam mengendalikan emosi di segala kondisi atau lokasi. Biasanya ADHD pertama
kali didiagnosis pada masa kanak-kanak, berlangsung lebih dari 6 bulan dan sering
berlangsung hingga dewasa.

        Anak dengan ADHD identik dengan perilaku sangat aktif dan tidak bisa diam, banyak
parents yang menganggap perilaku tersebut sebagai hal yang biasa. Selain itu, 
masih banyak parents yang terjebak dalam mitos seputar ADHD dengan menganggap
kondisi tersebut dapat “sembuh” sendiri tanpa perlu tata kelola khusus.

        Banyaknya mitos tentang ADHD yang beredar terutama di media sosial memang bisa
membuat parents khawatir dan bingung. Nah, agar parents tidak ikut terjebak dalam
mitos seputar ADHD, mari kita simak beberapa mitos seputar ADHD dan penjelasannya
berikut.

Semua anak yang Hiperaktif adalah ADHD
        Stereotipik anak-anak ADHD adalah mereka yang tidak bisa berhenti bergerak.
Tetapi tidak semua anak dengan ADHD memiliki gejala hiperaktif. Dalam mendiagnosis
ADHD yang dikutip dari American Psychiatric Association (APA) tahun 2013, perlu
dibedakan tipe yang dialami pasien menjadi:
   1.	Tipe yang didominasi perilaku hiperaktif dan impulsif: pasien memenuhi kriteria
        hiperaktif-impulsif, namun tidak memenuhi kriteria gangguan pemusatan perhatian
        dalam 6 bulan terakhir. 
   2.	Tipe yang didominasi pada ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian:
        pasien memenuhi kriteria gangguan pemusatan perhatian, namun tidak memenuhi
        kriteria hiperaktif-impulsif dalam 6 bulan terakhir
   3.	Tipe kombinasi (campuran keduanya): pasien memenuhi kriteria baik gangguan
        pemusatan perhatian dan hiperaktif-impulsif dalam 6 bulan terakhir

        Berdasarkan tipe yang diklasifikasikan Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (DSM) V pada tipe yang didominasi karena ketidakmampuan untuk
memusatkan perhatian, penyandang ADHD tipe ini tidak memenuhi untuk kriteria
hiperaktif-impulsif. Penyandang ADHD tipe ini tidak disertai dengan perilaku
hiperaktif-impulsif sehingga jarang teridentifikasi.

        Seperti halnya ADHD, Autis juga dapat disertai perilaku sangat aktif, bahkan tidak
jarang di diagnosis sebagai ADHD, namun ini dua hal yang berbeda.
Diagnosis sangat penting karena tata kelola dan prognosisnya pun berbeda. Pada autis,
anak aktif tapi aneh dan tidak bertujuan, tampak perilaku autistik lain yang khas,
disertai gangguan komunikasi dan interaksi.
Anak ADHD Akan Sembuh dengan Sendirinya
        Tanpa tata kelola yang tepat, anak akan terus mengalami masalah dalam memusatkan
perhatian dan mengendalikan emosinya. Sebaliknya, bila ADHD pada anak teridentifikasi
sejak dini, orang tua dapat menyesuaikan tata kelolanya agar lebih dapat membantu anak.
Bila orang tua tidak menaruh perhatian khusus pada kondisi ini, selanjutnya anak akan
menemui kesulitan dalam bersosialisasi, belajar, dan menaati peraturan. ADHD
merupakan kondisi yang akan disandang seumur hidup dan tidak sembuh, namun dapat
diperbaiki.

ADHD hanya terjadi pada anak-anak dan tidak terjadi pada orang dewasa
        Selama ini orang berasumsi ADHD hanya dialami oleh anak-anak, padahal kasus
ADHD juga dapat ditemukan pada orang dewasa. Di Amerika Serikat misalnya kasus
ADHD ditemukan pada sekitar 4-5% orang dewasa. Kebanyakan orang dewasa tidak
menyadari bahwa mereka mengidap ADHD. Mereka baru mencari pertolongan ketika
kerap mengalami hambatan saat melakukan aktivitas sehari-hari, di dunia kerja maupun
di dunia pendidikan.

        Selama bertahun-tahun, kriteria diagnostik untuk ADHD berfokus pada anak-anak sebagai
yang didiagnosis dengan gangguan tersebut. Ini berarti bahwa banyak remaja dan orang
dewasa dengan gejala ADHD mungkin tidak terdiagnosis. 

        ADHD pada usia dewasa cenderung lebih sulit terdiagnosis, namun ada cara untuk
mengurangi berbagai gangguan yang mungkin timbul. Penanganan ADHD untuk usia
dewasa tidak jauh berbeda dengan penanganan pada anak-anak, walaupun lebih sulit
dibandingkan anak balita. Seseorang dengan ADHD biasanya disarankan untuk melakukan
pengobatan secara medis, konseling maupun psikoterapi dengan dokter maupun psikolog.

Hanya anak laki-laki yang menderita ADHD
        Salah satu mitos paling umum tentang ADHD di masa kanak-kanak diantaranya hanya
anak laki-laki yang mungkin mengidap ADHD. Kenyataannya, baik anak laki-laki maupun
anak perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk menyandang ADHD, sama halnya
dengan orang dewasa. Namun, dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, ADHD
pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak perempuan. Salah satu laporan
dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika (CDC) didapatkan ADHD
pada anak laki-laki sebesar 11,7 persen dan pada anak perempuan sebesar 5,7 persen. 

	Tanpa identifikasi dan tata kelola yang tepat, ADHD mungkin memiliki konsekuensi
yang serius, diantaranya kegagalan di sekolah, stres, depresi, masalah dalam
bersosialisasi dan berinteraksi, penyalahgunaan zat terlarang,  kenakalan, kegagalan
dalam pekerjaan atau mungkin bunuh diri. 

	Dengan identifikasi, pengobatan dan tata kelola yang tepat, individu dengan ADHD
dapat menjalani kehidupan yang sukses dan bahkan berkembang. Salah satu komponen
kunci untuk keberhasilan dalam tata kelolanya diperlukan bantuan serta kerjasama tim
profesional baik oleh terapis, psikolog maupun dokter spesialis anak, serta orangtua.
(Bisry Mustofa)

Refrensi:
American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders,
Fifth Edition (DSM-5). 2013.
https://chadd.org/for-professionals/overview/
https://www.anakku.id/artikel/detil/adhd-di-usia-dewasa-lebih-sulit-terdiagnosis 
https://www.cdc.gov/nchs/fastats/adhd.htm
https://www.orami.co.id/magazine/mitos-dan-fakta-seputar-adhd
https://www.understood.org/en/articles/adhd-in-girls?
https://www.understood.org/en/articles/common-myths-about-adhd

Kembali

Komentar/ Tanggapan Artikel






404 Not Found

  belum ada tanggapan/ komentar






Popular Article

Latest Posts
07 November 2022
1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
16 Juni 2022
APA ITU TERAPI WICARA?
23 Maret 2022
DELAY ATAU RETARD
22 Desember 2021
HAPPY MOTHER'S DAY